Kiat Menulis Fiksi Sains: Menentukan Deadlien

Kiat Menulis Fiksi Sains: Menentukan Deadlien

Katakanlah kamu sudah rajin membaca buku dan mengamati fenomena-fenomena di sekitarmu. Kamu juga sudah sering berlatih mengembangkan imajinasimu, hingga kemudian terbersit dalam pikiranmu sebuah ide. Ide itu kemudian berhasil kamu kembangkan, hingga kamu mengetahui tema dan subgenri untuk fiksi sains yang akan ditulis. Intinya, bekal persiapanmu sudah siap—meski nanti di tengah penggarapan tulisanmu, bisa jadi kamu akan membutuhkan referensi tertentu yang sebelumnya tidak kamu bayangkan.

Maka, yang penting untuk kamu lakukan selanjutnya adalah menentukan deadline (batas waktu). Kenapa deadline ini penting? Sebab dengan menentukan deadline, menunjukkan keseriusanmu dalam menulis. Jika kamu tidak memberikan batas waktu untuk menyelesaikan karyamu, maka bisa jadi sesuka hati dan pelan-pelan kamu akan melupakan rencanamu.

Mengenai berapa lamanya waktu dibutuhkan untuk merampungkan karyamu, kamu sendiri yang lebih tahu. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan dan aktivitas harianmu. Untuk satu cerpen, mungkin cukup satu atau tiga hari, atau seminggu. Untuk sebuah novel mungkin bisa tiga bulan, setengah tahun, atau satu tahun. Ingatlah, lamanya mengerjakan sebuah karya belum tentu akan menentukan bagus dan tidaknya karya tersebut. Budi Darma konon merampungkan novel Olenka hanya dalam waktu seminggu, tetapi toh karyanya tetap berbobot.
Kiat Menulis Fiksi Sains:   Tahap Pencarian Ide

Kiat Menulis Fiksi Sains: Tahap Pencarian Ide

“Apa yang akan saya tulis?” Pertanyaan itu menyangkut modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang penulis, yaitu ide, gagasan, atau inspirasi.

  Sebenarnya kita bisa mendapatkan ide dengan mudah jika kita memiliki kepekaan rasa. Caranya, jangan biarkan buku yang kamu baca dan fenomena yang terjadi di sekitar kita berlalu begitu saja. Tetapi cobalah untuk merenungi dan memandangnya dengan cara pandang yang tidak dipikirkan oleh orang kebanyakan.

Suatu ketika misalnya kamu melihat tetanggamu membuang sampah di sungai di depan rumahmu. Fenomena tersebut bisa kamu renungkan dan kamu olah untuk kemudian dijadikan inspirasi menulis. Misalnya, kamu yang sudah tahu tentang bahaya pencemaran lingkungan lalu membayangkan kehidupan orang-orang yang sehari-harinya menggunakan air sungai untuk keperluan hidupnya. Kamu juga membayangkan keadaan sungai itu sepuluh tahun ke depan, dan seterusnya.

Menulis sastra adalah menulis rasa yang muncul setelah diri kita terusik oleh sesuatu atau kejadian yang ada di sekeliling kita. Ada yang mengatakan, tugas penulis sastra adalah “memberi makna pada benda dan fenomena yang dianggap orang lain sia-sia dan tidak berharga”. Menulis sastra adalah menciptakan dunia baru, dunia yang berangkat dari fenomena di sekitar kita yang telah dipadukan dengan pengetahuan dan imajinasi. (Kurniawan, 2011: 10)

Karena itulah, untuk menulis fiksi sains mestilah kita memiliki kepekaan akan fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita. Seorang Newton tidak melewatkan begitu saja peristiwa apel yang jatuh, tetapi merungkannya hingga ia memunculkan teori gravitasi. Demikian pula seorang pengarang. Berbagai perisitiwa kecil, lebih-lebih yang menyentuh perasaan kita, mesti direnungkan dan diolah sehingga bisa menjadi sebuah ide.

Ide menulis memang erat kaitannya dengan pengalaman. Pengalaman itu bisa bersifat langsung dan tidak langsung. Pengalaman langsung yaitu pengalaman yang telah kita lihat dan rasakan secara langsung. Sedangkan pengalaman tidak langsung, adalah pengalaman yang berasal dari cerita yang kita dengar atau dari buku-buku yang kita baca. Semakin kita kaya dengan pengalaman, maka semakin banyak ide bisa kita tuliskan.
Membuat Mind Map Bacaan Fiksi Sains

Membuat Mind Map Bacaan Fiksi Sains

Selain dikenal ampuh untuk menggali informasi dari dalam dan di luar otak kita, mind map dikenal pula sebagai metode baru untuk mendapatkan ide, dan membat catatan yang tidak membosankan. Mengapa mind map ampuh? Tony Buzan (2007: 6) menerangkan, bahwa  mind map membuat kita tetap fokus kepada ide utama dan semua ide tambahan lainnya. Mind map membuat kita menggunakan kedua belah otak sehingga kita justru kecanduan belajar, kecanduan membaca.

Cara membuat mind map fiksi sains yang kita baca adalah sebagai berikut:

  1. Gunakan selembar kertas kosong dan beberapa pulpen berwarna.
  2.  Tulislah judul buku dan babnya, lalu gabarkanlah  di tengah-tengah kertas. Hal ini akan merangkum isi buku itu. Misal, novel Laskar Pelangi Bab I: Sepuluh Murid Baru.
  3. Tarik garis dari gambar pusat tadi. Garis-garis ini diperuntukkan bagi sub-topikmu—elemen-elemen utama yang membangun seluruh cerita dari fiksi yang dibaca. Gunakanlah peta periksa (Apa-Dimana-Kapan-Siapa-Mengapa) untuk membantumu.
  4. Lengkapi fakta mendetail di tingkat sub-topik tersebut. Gunakanlah gambar kunci atau kata-kata kunci yang dituliskan dengan jelas pada garis yang ada.
  5. Setelah itu, tariklah beberapa cabang dari setiap sub-topik tadi sehingga kamu bisa menambahkan fakta mendetail tingkat ketiga pada mind map yang kamu buat. Inilah tempat di mana kamu bisa menambahkan semua fakta kecil penting yang mudah sekali dilupakan, misal tanggal kejadian, nama tokoh, atau angka-angka. Kamu hanya perlu menggunakan satu/dua kata, tanggal, atau nomor, tidak perlu menulis kalimat lengkap. 
Demikian cara membuat mind map. semoga bermanfaat
Kian Membaca Fiksi Sains yang Lainnya

Kian Membaca Fiksi Sains yang Lainnya

1. Memberi garis bawah atau memberi stabilo

Cara ini hanya berlaku jika buku yang sedang kamu baca adalah milikmu sendiri. Tidak ada salahnya, memberi garis bawah atau stabilo untuk menandai hal-hal menarik dan penting. Gunanya, selain untuk memudahkan kita mengingatnya, juga memudahkan kita mencari hal-hal penting jika sewaktu-waktu kita membutuhkannya.

2.Sempatkan melihat kamus atau lihat glosarium (jika ada)

Untuk lebih memahami kata-kata ilmiah yang masih asing, maka tidak ada salahnya kamu berhenti membaca sejenak. Jika di dalam novel disertai catatan kaki atau glosarium, bacalah dengan seksama arti kata tersebut.  Jika tidak ada keterangan tentang kata-kata asing tersebut, maka sempatkan lihat kamus ilmiah untuk mengetahui artinya dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Dan kalau kebetulan kamu tidak sedang berdekatan dengan kamus, tulislah istilah-istilah yang menurutmu masih asing tersebut di buku catatanmu, dengan tekad nanti akan mencari tahu artinya.

3. Selidiki kebenaran

Tidak masalah kita meragukan teori-teori atau rumusan sains yang disampaikan penulis fiksi sains. Sebagai pemburu ilmu sejati, sudah semestinya kita mencari tahu tentang sebuah teori yang  disampaikan oleh pengarang. Inilah salah satu metode membaca kritis. Membaca yang tidak memakan mentah-mentah apa yang disampaikan pengarang. Misalkan, Eliza dalam Area-X menulis tentang makhluk luar angkasa yang disebut sebagai Alien. Apakah Alien itu benar-benar ada ataukah hanya imajinasi penulis belaka? Kita bisa mencarinya di buku-buku ilmiah, internet, atau bertanya langsung pada guru-guru kita. Sungguh, ini tidak ada ruginya, justru akan menambah keluasan wawasan dan pengetahuan kita.

4.Tonton filmnya setelah membaca bukunya

Biasanya banyak sutradara dan produsen film yang tertarik mengadaptasi prosa fiksi sains dalam bentuk audio visual (film). Nah, sebelum kamu menonton filmnya, alangkah baiknya kamu baca dulu bukunya. Sungguh, ini tidak akan mengurangi kenikmatan kita dalam menonton filmnya. Terlebih lagi, jika kita sudah membaca bukunya, kita bisa tahu mana adegan yang dihilangkan dan mana adegan yang ditambah-tambahi. Jika kita menonton filmnya dulu, biasanya kita akan malas untuk membaca bukunya. Padahal bukunya seringkali lebih menarik daripada filmnya.

5.Bergabung dalam Forum Diskusi/Group.

Mengikuti diskusi atau bedah buku, selain bisa memberi tambahan pengetahuan atas buku yang kamu baca, juga bisa menjadikan kamu lebih bersemangat dalam membaca karya-karya fiksi sains lainnya. Di acara diskusi atau bedah buku kamu akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki kesenangan yang sama. Terlebih lagi jika pengarangnya hadir di situ kamu bisa langsung menanyakan apa saja, terutama berkaitan dengan buku yang sedang didiskusikan.

Kalaupun tidak kamu temukan acara diskusi atau bedah buku di dunia nyata, kamu bisa bergabung dengan komunitas-komunitas fiksi sains yang ada di dunia maya. Di sana, kamu bisa memiliki banyak teman, bertukar pengalaman, dan mendapatkan banyak informasi seputar karya-karya fiksi sains yang baru.